Palma Football – Real Madrid, klub sepak bola legendaris dengan sejarah panjang di Liga Champions, tengah menghadapi kenyataan pahit di musim ini. Tim asuhan Carlo Ancelotti, yang biasanya tampil dominan di kompetisi Eropa, saat ini mengalami kesulitan yang cukup besar. Hasil-hasil buruk dan penampilan yang tak sesuai harapan membuat mereka terpuruk dan berpotensi tersingkir lebih awal dari turnamen. Pertanyaannya kini, siapa yang harus disalahkan atas kinerja buruk ini?
1. Kinerja Pelatih: Carlo Ancelotti
Carlo Ancelotti, pelatih berpengalaman asal Italia, telah membawa Real Madrid meraih berbagai kesuksesan, termasuk kemenangan Liga Champions ke-14 mereka di musim 2021-2022. Namun, di musim ini, manajer berusia 64 tahun tersebut tampaknya kesulitan dalam mengatur taktik dan strategi untuk mengatasi tantangan yang dihadapi. Meskipun Ancelotti dikenal sebagai pelatih yang sangat tenang dan berpengalaman, beberapa pengamat menilai bahwa ada kekurangan dalam pendekatan taktiknya yang memengaruhi performa tim.
Kekurangan dalam manajemen taktik, seperti perubahan formasi yang tidak efektif, serta keputusan terkait pemilihan pemain, telah mendapat kritik. Misalnya, dalam beberapa pertandingan, Ancelotti terlihat ragu-ragu dalam melakukan pergantian pemain, yang mengakibatkan Real Madrid tidak mampu mengubah jalannya permainan. Selain itu, strategi menyerang yang bergantung terlalu banyak pada satu atau dua pemain, seperti Vinícius Júnior dan Jude Bellingham, membuat tim menjadi lebih mudah diprediksi oleh lawan.
2. Masalah di Lini Serang dan Cedera Pemain Kunci
Salah satu faktor utama yang turut memperburuk situasi Real Madrid adalah masalah cedera pemain kunci. Pemain seperti Vinícius Júnior dan Rodygo sering mengalami cedera, yang membuat kekuatan tim di lapangan semakin tereduksi. Kehilangan pemain-pemain dengan kualitas tinggi ini, terutama di laga-laga penting di Liga Champions, tentu mengurangi daya saing Madrid.
Di sisi lain, meskipun Jude Bellingham tampil luar biasa di awal musim dan mencetak gol-gol penting, ketergantungan pada performa pemain muda ini menunjukkan bahwa Real Madrid belum sepenuhnya menemukan keseimbangan dalam lini serang mereka. Karim Benzema, yang sebelumnya menjadi mesin gol utama, kini tidak lagi berada di klub,
3. Kualitas Pertahanan yang Tidak Memadai
Pertahanan Real Madrid juga menjadi sorotan. Meski memiliki pemain berpengalaman seperti Antonio Rudiger dan David Alaba, pertahanan Los Blancos sering kali terlihat rapuh di momen-momen krusial. Kesalahan individu dan komunikasi buruk di lini belakang sering kali membuat tim kebobolan gol-gol yang seharusnya bisa dihindari. Hal ini terlihat jelas dalam beberapa laga di Liga Champions, di mana Madrid kebobolan gol-gol cepat yang membuat mereka sulit untuk kembali menguasai permainan.
Masalah lain yang menambah tekanan pada pertahanan adalah absennya pemain-pemain cadangan berkualitas. Cedera di lini belakang juga membuat pelatih terpaksa menurunkan pemain yang kurang fit, yang berujung pada penurunan performa tim secara keseluruhan.
4 Siapa yang Harus Bertanggung Jawab?
Salahkan pelatih, para pemain, atau manajemen klub? Jawabannya mungkin terletak pada kombinasi beberapa faktor. Ancelotti, meskipun berpengalaman, harus mulai mempertimbangkan pendekatan taktik yang lebih segar dan fleksibel. Sementara itu, para pemain, terutama mereka yang mengisi lini serang dan bertahan, harus meningkatkan konsentrasi dan performa mereka di lapangan. Tidak kalah penting, manajemen Real Madrid perlu memastikan mereka tidak hanya mengandalkan bintang-bintang muda yang belum matang, tetapi juga mempersiapkan strategi jangka panjang dengan menambah pemain-pemain berkualitas.
Real Madrid kini menghadapi tantangan besar untuk kembali ke jalur kemenangan di Liga Champions. Meskipun klub ini memiliki rekam jejak yang luar biasa, mereka tak boleh lengah dalam menghadapi tekanan dari lawan-lawan mereka yang semakin kuat. Kegagalan kali ini menunjukkan bahwa ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki, mulai dari pengelolaan taktik pelatih hingga kualitas skuat yang tersedia. Hanya dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan ini, Real Madrid bisa kembali menjadi kekuatan yang menakutkan di Eropa, sebagaimana mestinya.